Anda butuh tahu soal informasi dasar perihal industri rokok di Indonesia.
Berikut data-data pokok yang cukup penting Anda ketahui :
- Total dari hulu sampai hilir, industri rokok melibatkan kurang-lebih: 30.500.000 orang.
- Dari cukai dan pajak saja, pada tahun 2008, industri rokok menyumbang keuangan negara sebesar: 57 triliun.
- Dari hulu ke hilir, industri rokok memberi nilai tambah tinggi serta dinikmati oleh masyarakat dan negara, bandingkan dengan industri lain seperti: barang tambang, CPO, karet, kakao dll. Bahan-bahan itu diekspor sebagai bahan mentah, dan nilai tambahnya dinikmati oleh negara-negara pengimpor.
- Bahan-bahan untuk membuat rokok kretek (rokok khas Indonesia), 96% terbuat dari bahan lokal alias produksi Indonesia.
- Pada saat krisis ekonomi 1998, industri rokok satu di antara sedikit industri yang mampu bertahan dari guncangan ekonomi.
- Tembakau sebagai sumber utama rokok kretek , 98%, adalah tembakau asli (indigenous tobacco) diusahakan oleh petani kecil. Yang unik, adalah sebagai tembakau rajangan (pre-cut), bentuk hasil akhir masuk ke pabrik. Sedangkan tembakau untuk rokok putih dalam bentuk krosok (daun tembakau utuh) kering.
- Tembakau rajang tersebut, jenis Temanggung, Mranggen, Muntilan, Weleri, Madura, Wringin, Garut dan lain-lain tidak bisa diexport. Tembakau rajang tersebut sebagai bahan utama dan hanya bisa digunakan untuk pembuatan rokok kretek.
- Bahan utama kedua adalah cengkeh, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Ditanam dan dipanen sepanjang tahun, sesuai dari asal daerahnya mulai dari Sabang-Merauke. Seratus persen produksi cengkeh adalah dari Indonesia, dan sebagian besar untuk kretek.
- Inilah wujud Rokok Kretek yang khas, unik dan khusus. Produk budaya sejak nenek moyang, menjadi kebanggaan bangsa, kekayaan budaya (heritage) dan satu-satunya di dunia.
- Industri kretek sebagai cluster industri rokok yang berbasis agrobisnis mempunyai kontribusi besar dalam APBN, peran ekonomi, penyerapan tenaga kerja, sosial budaya, pendidikan, olahraga, lingkungan dll.